Surat Kecil Untuk Si Bocah

Hallo bocah!!! Apa kabarmu hari ini? Sudah makan belum? Makanlah dulu bocah, jangan kau mau makan hanya ketika disuruh-suruh orang tuamu saja, toh kau meminta uang jajan bisa tanpa disuruh-suruh juga kan? Hei bocah! Bagaimana agendamu sore ini sepulang mengaji? Main bola lagi, bocah? Mainlah bocah, main dengan bahagia selagi masih ada lapangan dekat rumah dan teman-temanmu masih bersama-sama, juga tanpa perlu ribet berhitung patungan sewa lapangan. Tapi pulanglah sebelum adzan maghrib! Adzan bukan peluit panjang akhir permainan sepakbola, itu panggilan untuk kau "berkomunikasi" dengan Tuhanmu. Sudah shalat asharnya terburu-buru karena ditunggu teman-teman, maghribnya masih mau datang telat juga! Itu tidak boleh bocah!!! Hei bocah, sepulang mengaji pulang dulu ke rumah! Ganti bajumu di rumah jangan di lapangan atau jangan menyuruh temanmu untuk membawakan bajumu pulang ke rumah dan kau malah bermain dengan gembiranya, jangan begitu, dia juga mau ikutan main bocah! 

Hoi bocah!! Tak perlu merasa minder hanya karena kau bingung untuk memulai percakapan dengan lawan jenismu walaupun hanya sekedar percakapan biasa! Bersikap biasa lah karena memang itu biasa saja, kalau hanya karena seringnya kau di cie-ciekan teman-temanmu ketika berusaha mengobrol dengan seorang teman perempuanmu, biasa saja, mereka hanya bercanda dengan cara menggodamu, kau tak perlu menjadi sapri lalu masak aer biar mateng karena dicie-ciekan! Tak perlu begitu bocah!!

Hei bocah! sudah berapa kali kau bolos les bahasa inggris bulan ini hanya karena kau malas karena teman sekelasmu tak berangkat pergi les juga? Jangan sok ikut-ikutan bocah! Pergilah! Guru les bahasa inggris mu yang kau bilang cantik itu menunggu di kelas bersama papan tulis, meja, kursi, keramik, plafon berbahan gypsum dengan model kembang ditengah lampunya, dan dinding yang disekat triplek yang kemudian dicat menyerupai tembok yang sering kali kau berusaha meyakinkan dirimu kalau itu sungguh triplek bukan tembok dengan cara mengetuk-ngetuknya dan triplek yang mengaku tembok itu juga ditempel aneka macam poster yang hanya akan kau tengok bila ada sesi game nama-nama hewan atau tumbuhan atau game scrabble

Oy bocah!!! Berapa banyak gelang yang kamu pakai sekarang? Sudahlah banyaknya gelang yang kau pakai itu tidak menjadikan kau terlihat semakin keren! Ayolah bocah! kau bukan tessy srimulat atau haji bolot! Pakai satu saja cukup tak perlu selusin begitu!! 

Hei bocah bagaimana kabar teman-temanmu hari ini? Berapa banyak temanmu sekarang? Adakalanya teman memang datang dan pergi namun tak akan pernah ada yang namanya mantan teman, kau catat itu bocah, teman ya teman! Hoi bocah! pandai-pandailah memilih teman, maksudku bukan berarti kau menjadi sombong karena pilih-pilih teman! Tidak begitu bocah! Begini bocah, teman yang baik kelak akan membawamu menuju sesuatu yang baik pula, setidaknya kau menjadi termotivasi berubah lebih baik juga, minimal seperti itu bocah! Bocah, katanya kelak di akhirat nanti teman-temanmu di dunia akan dapat memberikan pertimbangan lain, maksudku begini bocah, katanya kalau kau berteman dengan orang-orang yang memiliki amalan baik semasa hidup dan kau turut melakukan hal yang sama bersama mereka, kemudian ketika mereka tak menemukanmu di surga dan mereka bertanya kepada Allah Swt dimana teman-temanku yang semasa hidup melakukan amalan-amalan baik bersamaku?, teman baikmu semasa hidup itu akan diperkenankan memanggilmu untuk bergabung bersamanya dengan izin Allah Swt. SubhanAllah

Bocah sepertinya ini menjadi agak terlalu panjang, sudah dulu ya, ada hal lain yang harus ku kerjakan, tapi ku pastikan kita bisa menyambungnya dilain waktu. Bocah, ku yakin kau akan membaca suratku ini karena aku tau kau gemar membaca sejak kecil yang temurun dari ayahmu. Kau dulu memulainya dengan majalah Bobo, lalu motor plus dan koran kompas milik ayahmu. Bocah, perihal kau mendengarkanku atau tidak itu hakmu, tapi ku berharap kau dapat mengambil makna pada tiap fase kehidupan yang kau lewati.

Percayalah bocah pengalaman itu mahal nilainya, nilai ya bukan harga. Itu dua hal yang berbeda namun tipis. Satu hal lagi bocah, orang sukses ada kalanya merasakan malas, bosan, atau lelah tapi yang harus kau tahu juga, mereka akan selalu mencari cara untuk bangkit dan bergerak. Boleh lelah, tapi jangan pernah menyerah bocah!!!!! 

 From,

You at 22 years old. 

Comments

Popular posts from this blog

Marhabban Yaa Bunayya, Rufaida Kareem Islamadina

HATI, JIWA DAN RAGA (Assalamu'alaikum Madinah)

Bicara Pilpres 2019...