HATI, JIWA DAN RAGA


Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakathu.. 

Terakhir kali saya posting tulisan di blog ini adalah ketika sedang harap-harap cemas menunggu coretan jemari yang menari-nari membentuk kata "acc" dari dosen pembimbing tercinta. Alhamdulillah time flies dan akhirnya saya bisa menari-nari juga pada medio Maret 2017 di wisuda gelombang pertama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bersama iringan lagu Fatin Shidqqia yang dibawakan oleh Mantan Menteri Pendidikan Bpk. Muhammad Nuh dengan fasihnya (Ini serius. Bapak Mendikbud Era Presiden SBY itu datang sebagai tamu undangan dan berpidato dengan menyisipkan lagunya mbak fatin yang membuat semua orang di ruangan yudisium mendadak googling liriknya biar gak kelihatan mangap-mangap ikan mujair). Alhamdulillah luar biasa rencana Allah Swt dalam mengijabah doa hambanya, sebelum saya dapat wisuda medio bulan Maret saya hanya berharap bisa menyelesaikan skripsi saya sesegera mungkin karena melihat kuota wisuda yang semakin hari kian menipis seperti harapan dengan gebetan yang recently seennya online tapi notif masih centang dua warna hitam. Berat bung. Keinginan untuk di acc dosen pembimbing tercinta seketika terasa biasa saja manakala perjuangan untuk mendapatkan kuota wisuda semakin hari kian ugal-ugalan pada website kampus. Hari-hari setelah sidang dilalui tidak sebahagia yang diupload dalam postingan instagram, tidak juga sebahagia caption-captionnya, semua dilalui dengan kegentingan demi kegentingan mengingat kouta yang terus menipis namun berkas pasca sidang tak juga bergerak gesit. Doa demi doa dilalui dengan usaha dan penantian antara birokrasi satu ke birokrasi lainnya, antara tanda tangan dosen satu ke tanda tangan dosen lainnya. Alhamdulillah dengan ridho Allah Swt saya bisa masuk dalam gelombang wisuda pertama. Saya tidak tahu bagaimana perihnya ketika harus menunggu 5 bulan lamanya hanya untuk di wisuda sementara kita sudah menyelesaikannya 5 bulan sebelumnya dan tidak bisa tertampung dalam gelombang wisuda terdekat hanya karena kuota sudah habis dan bila ingin tahu bagaimana mana perihnya silakan bertanya pada teman saya, hardiyansyah. Luka yang cukup dalam hanya boleh dijelaskan oleh yang terluka selain itu disebut rumpi. Wow. [BERSAMBUNG.....]

"Tiada Daya dan Upaya Melainkan Karena Pertolongan Allah Swt"



Comments

Popular posts from this blog

Marhabban Yaa Bunayya, Rufaida Kareem Islamadina

HATI, JIWA DAN RAGA (Assalamu'alaikum Madinah)

Bicara Pilpres 2019...